Bab 10-Harapan di Amerika Serikat

Dari “Beberapa Pertanyaan Menyangkut Masalah-Masalah Amerika”, Internasional Keempat, Oktober 1940.

Keterbelakangan kelas pekerja di Amerika Serikat bersifat relatif.
Dalam banyak sisi, mereka adalah kelas pekerja yang paling progresif di dunia, baik secara teknis dan dalam standar kehidupannya...

Pekerja-pekerja Amerika sangat siap tempur–seperti yang kita telah lihat selama pemogokan-pemogokan mereka. Mereka juga melakukan pemogokan yang paling hebat di dunia. Apa yang dilupakan oleh pekerja Amerika adalah semangat generalisasi, atau analisis, terhadap posisi kelasnya dalam masyarakat secara menyeluruh. Kekurangan dalam pemikiran sosial ini berakar pada sejarah negara tersebut...
Tentang fasisme.

Pada semua negara dimana fasisme menang, kita mengalami, sebelum pertumbuhan fasisme dan kemenangannya, sebuah gelombang radikalisasi massa– pekerja dan petani penggarap dan petani pemilik, dan kelas borjuis kecil. Di Italia, sesudah perang dan sebelum 1922, kita memiliki gelombang dimensi-dimensi revolusioner yang luar biasa; negara terpararelisasi, polisi tak lagi eksis, serikat-serikat pekerja dapat melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan – tapi tidak ada partai yang mampu untuk merebut kekuasaan. Maka sebagai sebuah reaksi datanglah fasisme.

Di Jerman, hal yang sama terjadi. Kita memiliki sebuah situasi revolusioner pada tahun 1918; kelas borjuis bahkan tidak meminta untuk berpartisipasi dalam kekuasaan. Kaum sosial demokrat mempararelkan terjadinya revolusi saat itu. Sesudah itu para pekerja mencoba lagi pada tahun 1922-23-24. Tapi tahun-tahun itu adalah tahun kebangkrutan partai Komunis – yang di dalamnya kita mengulang semua yang terjadi sebelumnya. Dan pada tahun 1929-30-31, kalangan pekerja Jerman memulai lagi sebuah gelombang revolusioner baru. Terdapat kekuatan yang luar biasa pada kelompok komunis dan serikat-serikat pekerja, namun sesudah itu keluarlah kebijakan yang terkenal (sebagai bagian dari gerakan Stalinis) mengenai sosial fasisme, sebuah kebijakan yang dikeluarkan guna melumpuhkan kelas pekerja. Hanya sesudah tiga gelombang besar inilah fasisme menjadi gerakan yang masif. Tak ada yang menyangkal hukum ini – fasisme datang hanya saat kelas pekerja tidak mampu secara penuh untuk merebut nasib masyarakat pada tangannya.

Di Amerika Serikat kita mengalami hal yang sama. Saat ini sudah terdapat elemen-elemen fasis, dan, tentu saja, mereka telah mendapatkan model-model untuk gerakan mereka dari fasisme Italia dan Jerman. Oleh karenanya mereka akan berkembang dalam tempo yang lebih cepat. Tapi kita juga memiliki model-model dari negara-negara lain. Gelombang sejarah setelah ini di Amerika Serikat akan menjadi gelombang radikalisme massa, dan bukannya fasisme. Tentu saja, perang menghambat radikalisasi untuk beberapa waktu, tapi selanjutnya perang akan memberikan pada radikalisasi tersebut tempo dan peralihan-peralihan yang jauh lebih dahsyat. Kita jangan mengidentifikasi kediktatoran perang–kediktatoran mesin-mesin militer, pekerja, kapital keuangan–sebagai kediktatoran fasis. Bagi yang terakhir ini, pertama kali yang disyaratkan adalah terdapatnya perasaan putus asa dari massa yang besar dalam masyarakat. Saat partai-partai revolusioner mengkhianati mereka, saat ujung tombak pekerja menunjukkan ketidakmampuan untuk memimpin rakyat menuju kemenangan– maka para petani, usahawan kecil, pengangguran, prajurit, dan lain-lain menjadi mendukung gerakan fasis, tapi, sekali lagi, hanya jika pengkhianatan itu terjadi.

Sebuah kediktatoran militer murni merupakan institusi birokratis, dilesakkan oleh mesin militer dan didasarkan pada disorientasi masyarakat dan kepatuhan mereka terhadapnya. Beberapa waktu sesudahnya perasaan mereka dapat berubah dan mereka bisa memberontak pada kediktatoran tersebut.

No comments: