Bab 11-Bangun Partai Revolusioner!

Pada setiap diskusi politik, pertanyaan yang selalu muncul adalah: bisakah kita membentuk sebuah partai yang kuat pada masa krisis? Tidakkah kekuatan fasis mengantisipasi tindakan kita? Bisakah sebuah tahap perkembangan fasistik terprediksi?

Kesuksesan fasisme membuat rakyat kehilangan semua perspektif, menggiring mereka untuk melupakan kondisi-kondisi faktual yang telah memungkinkan penguatan dan kemenangan fasisme. Pemahaman yang jelas menyangkut kondisi-kondisi seperti ini bisa kita dapatkan dari pengalaman para buruh di Amerika Serikat. Kita dapat menjadikannya sebagai sebuah hukum historis: fasisme hanya mampu menang di negara-negara yang partai-partai buruh konservatifnya mencegah kaum proletar untuk menggunakan situasi revolusioner dan merebut kekuasaan. Di Jerman kita bisa menemui adanya dua situasi revolusioner seperti yang dimaksud: 1918-1919 dan 1923-1924. Bahkan di tahun 1929, sebenarnya perjuangan merebut kekuasaan pada tangan proletariat masihlah dimungkinkan. Pada tiga kasus ini, kekuatan sosial demokrasi dan komintern (Stalinis) secara keji menggagalkan perebutan kekuasaan, dan karenanya menempatkan masyarakat dalam sebuah kebuntuan. Hanya di bawah dan di dalam kondisi-kondisi seperti ini kebangkitan fasisme dan kemenangannya atas kekuasaan dimungkinkan terjadi.

***

Selama kekuatan proletariat terbukti tidak mampu, pada sebuah tahap tertentu, untuk meraih kekuasaan, imperialisme akan mulai menjalankan kehidupan ekonomi dengan metode yang dimilikinya; mekanisme politis yang diterapkan bertumpu pada kekuasaan negara yang ada di tangan partai fasis. Kekuatan produksi berada dalam pertentangan yang luar biasa tidak hanya dengan kepemilikan-kepemilikan pribadi tetapi juga dengan batasan-batasan negara kebangsaan. Imperialisme merupakan ekspresi aktual dari kontradiksi tersebut. Kapitalisme imperialis mencoba untuk menyelesaikan kontradiksi ini melalui suatu usaha perluasan batasan-batasan, perebutan wilayah-wilayah baru, dan sebagainya. Negara totalitarian, dengan menafikkan segala aspek-aspek ekonomis, politis, dan kehidupan budaya demi kapital keuangan, merupakan instrumen untuk menciptakan sebuah negara supernasionalis, kekaisaran imperialis, penguasa benua-benua, bahkan penguasa seluruh dunia.

Semua karakter-karakter kebebasan yang kita telah analisa, baik satu persatu maupun seluruhnya dalam sebuah totalitas, telah menjadi semakin jelas atau mengemuka.

Baik analisa teoritis maupun juga pengalaman sejarah yang kaya pada seperempat abad terakhir ini telah menunjukkan secara berimbang bahwa fasisme adalah hubungan terakhir dari rangkaian politik tertentu yang dibentuk antara lain oleh: krisis terparah dalam masyarakat kapitalis, perkembangan radikalisasi kelas pekerja, meningkatnya simpati terhadap kelas pekerja, keinginan akan perubahan pada pihak borjuis kecil pertanian dan urban, kebingungan luar biasa kaum borjuis, manuver licik kaum borjuis yang ditujukan demi menghindari revolusi; kelelahan dari kaum proletariat; bertambahnya kebingungan dan perbedaan; kemarahan terhadap krisis sosial; penderitaan yang dialami borjuis kecil, keinginannya akan sebuah perubahan; kegilaan kolektif kaum borjuis kecil, kesiapannya dalam mempercayai hal-hal yang ajaib, kesiapannya dalam mengambil tindakan kekerasan; perkembangan perlawanan terhadap proletariat, yang telah menipu harapannya. Kesemuanya adalah premis-premis dalam pembentukan partai fasis secara cepat beserta kemenangannya.

Terbukti dengan sendirinya bahwa radikalisasi kelas pekerja di Amerika Serikat hanyalah melewati fase-fase awal awal saja, cenderung eksklusif, dan dalam lingkup gerakan buruh. Periode sebelum perang dan perang sendiri terus-menerus menginterupsi proses radikalisasi ini, khususnya saat jumlah pekerja yang layak diperhitungkan terserap kedalam industri perang. Tetapi interupsi dalam proses radikalisasi ini tidaklah bisa berlangsung dalam waktu yang lama. Tahap kedua dalam radikalisasi akan menjamin ciri yang benar-benar lebih ekspresif. Masalah pembentukan partai buruh yang independen akan diletakkan atas dasar kebutuhan zaman. Tuntutan transisional kita akan meraih popularitas yang luar biasa. Di pihak lain, kaum fasis, tendensi-tendensi reaksioner akan menarik diri kebelakang, mengambil langkah defensif, sembari menunggu momen yang lebih tepat. Ini adalah perspektif yang paling dekat dengan kenyataan.

Tak ada pekerjaaan yang lebih tak berharga dari memikirkan apakah kita bisa berhasil membangun sebuah partai pelopor revolusioner yang kuat atau tidak. Di depan terbentang perspektif yang menguntungkan, yang menyediakan semua pembenaran terhadap aktivisme revolusioner. Adalah perlu untuk menggunakan kesempatan-kesempatan yang terbuka dan membangun partai revolusioner.

No comments: